Mengintip Dapur Sukses Akseleran Mengelola 150 Karyawan

By Delima MeylyndaPublished 06 Apr, 2020 Diperbarui 20 Maret 2024

YouTube video

Berdiri di bulan Oktober tahun 2017, Akseleran adalah sebuah perusahaan Peer to Peer (P2P) yang bergerak di bidang Finance Technology (Fintech) dan tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 2019. Bisnis yang mereka jalankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke UKM yang membutuhkan.

Akseleran memudahkan pemberi dana (lender) dengan biaya minimum penyetoran mulai dari Rp 100.000. Untuk peminjam dana (borrower), biaya pinjaman yang diberikan mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar.

Note : Baca artikel Panduan Kembali Bekerja di Kantor dengan Aman saat New Normal

Hanya saja, jumlah pinjaman yang besar ini sangat berisiko untuk dipinjamkan apabila perusahaan investasi tidak memiliki kredibilitas yang tinggi. 

Head of Human Capital & General Affair (HC&GA) Akseleran, Kezia Napitupulu, mengungkapkan ada tiga hal yang menjadikan Akseleran sebagai perusahaan investasi yang ideal. Pertama adalah integritas dengan menjamin kemudahan permohonan kredit borrower.

“Kita enggak mau pakai shortcut, misalnya ada orang yang kasih uang ke Akseleran (untuk dilancarkan). Caranya harus benar, comply dengan aturan yang ada, baik dari Akseleran maupun regulator (Otorisasi Jasa Keuangan/OJK),” ungkap Kezia dalam Customer Story Mekari Talenta, Selasa (7/4).

Karyawan Akseleran

Kemudian, Akseleran juga menjaga transparansi dengan cara apabila ada peminjam yang terlambat atau gagal bayar, maka Akseleran akan segera menginformasikan supaya lender tidak khawatir uangnya kembali atau tidak.

Akseleran juga sebisa mungkin selalu sedia dihubungi oleh lender untuk memberikan informasi seputar investasi dan peminjaman uang. Mudahnya akses ini, diakui Kezia untuk menghindari kepanikan masyarakat.

Sementara itu, untuk mendukung kinerja perusahaan dibutuhkan karyawan yang kompeten. Oleh sebab itu, Akseleran sering kali lebih memilih karyawan melalui pro hire, atau yang sudah pernah bekerja sebelumnya. 

Note : Baca artikel Bagaimana Cara Mendesain HR di Masa Depan?

Dengan talent yang sudah berpengalaman, Akseleran mendukungnya dengan tujuh prinsip, tiga diantaranya adalah yang utama yaitu striving for excellence, entrepreneurship dan goal oriented

Sejak berdirinya perusahaan, Akseleran mengalami perkembangan manpower yang signifikan. Pada bulan Desember 2018, total karyawan baru mencapai 65 orang. Kemudian pada bulan Desember 2019 totalnya mencapai 120 orang. Hingga saat ini, Akseleran telah mempekerjakan 150 orang.

Head of Human Capital & General Affair (HC&GA) Akseleran Kezia Napitupulu

“Jika dibandingkan dengan perusahaan lain, jumlah karyawan kami bertambah dua kali lipat. Prediksi untuk Desember 2020, angkanya akan bertambah dua kali lipat lagi,” ujarnya.

Dengan jumlah karyawan yang berkembang pesat, Kezia mengungkapkan banyak pengelolaan di lingkungan kantor yang harus diperbarui. Pertama sekali, tata letak kantor dibiarkan terbuka atau menggunakan sistem open space, tanpa memisahkan satu divisi dan lainnya. Hal ini dilakukan supaya mereka bisa saling mengenal.

Note : Baca artikel Memahami Tapera, Jenis Potongan Gaji Baru dengan Sistem Mirip BPJS

Selain tata letak kantor, sistem pengelolaan administrasi juga diperbaiki. Ketika jumlah karyawan masih kurang dari 100 orang, tim divisi HR hanya membutuhkan 1-2 orang, tetapi sekarang ditambahkan untuk menyanggupi penyelesaian tugas. Namun, Kezia mengakui kalau penambahan manpower saja tidaklah cukup, di sinilah tim HR Akseleran memutuskan untuk menggunakan Human Resource Information System (HRIS).

Pada Oktober 2019, Akseleran mencari beberapa vendor HRIS yang bisa menanggulangi kesulitan-kesulitan yang mereka alami pasca-kenaikan manpower. Beberapa kesulitan tersebut salah satunya adalah masalah absensi.

Karyawan Akseleran

“Dulu belum ada absen, tapi resepsionis mencatat setiap karyawan datangnya jam berapa. Kalau pulang tidak bisa dicatat, pulangnya jam berapa, balik lagi ke kantor atau tidak, kita enggak tahu,” jelasnya.

Dia juga menambahkan Akseleran menetapkan flexi hour, tetapi karyawan paling telat harus datang pukul 10.00 pagi. Masalah lainnya adalah pengajuan cuti.

Ketika masih dikelola secara manual, karyawan yang ingin mengajukan cuti harus meminta formulir terlebih dahulu ke Human Capital (HC), meminta tanda tangan user dan mengembalikan formulir tersebut ke HC.

Note : Baca artikel Karyawan Masuk Kantor Lagi saat New Normal, Apa yang Perlu Disiapkan HR?

Kemudian, pihak HC pun harus memeriksa kembali di Excel. Ditambah lagi, setiap bulannya HC harus menambahkan satu hari cuti secara manual per karyawan.

“Waktu jumlah karyawannya masih sedikit sih masih bisa, tapi kalau sekarang akan memakan proses dan waktu yang lama,” terangnya.

Proses serupa juga berlaku ketika karyawan meminta izin sakit, terlambat datang, atau pulang cepat. Prosedurnya berawal dari pengiriman email ke HC dengan tembusan ke atasan. Setelah itu menunggu persetujuan.

Masalah yang kompleks tersebut membuat Akseleran memutuskan untuk menggunakan produk HRIS Talenta. Talenta dipilih karena lebih baik dari produk sejenis kompetitor.  

Karyawan Akseleran

“Talenta bisa mengakomodasi semua kebutuhan Akseleran secara otomatis. Pengajuan cuti pun sekarang bisa langsung dengan Talenta, paperless. Untuk HC sendiri mempermudah pengecekan, apalagi untuk komponen penambah dan pengurang untuk payroll. Keseluruhannya mempermudah baik dari segi pengajuan maupun persetujuan,” paparnya.

Setelah digunakan, Talenta ternyata memudahkan sistem pengelolaan administrasi. Tidak hanya itu, penggunaan Talenta di Akseleran juga meningkatkan performa kerja bagi para karyawan. 

Note : Baca artikel Perusahaan dan Karyawan Harus Tahu, Ini Sanksi Lengkap yang Diatur dalam PP Tapera

“Dampak positifnya, karyawan jadi lebih tertib dalam mengajukan izin ketika datang telat atau sakit. Sebelumnya mereka pikir‘ya sudahlah, telat cuma setengah jam gitu ya, enggak perlu repot harus email HRD dan CC atasannya. Kalau pakai Talenta tinggal ajukan langsung,” sebutnya.

Selain itu, mereka diberi keleluasaan untuk memperbaiki data pribadinya, misalnya ketika mereka ganti nomor telepon atau ada kesalahan input data.

“Yang paling jelas, sudah enggak ada lagi yang menanyakan sisa cuti saya berapa? Karena semuanya sudah terdokumentasi di Talenta,” tutup Kezia.

Image
Delima Meylynda
Selain aktif menulis untuk salah satu media berbahasa Inggris di Jakarta, Delima juga menerjemahkan kemampuannya ke pemasaran, seperti content dan email marketing, CRM, analisis, dan periklanan digital.